top of page

Cadangan Pembayaran Hutang Luar Negeri

 

Hutang luar negeri kita sudah diambang batas yang menghawatirkan sejak tahun 1993, sampai sekarang kita tidak mempunyai cadangan tambahan yang pasti untuk pembayaran hutang tersebut. Sedangkan kita masih butuh dana yang cukup besar untuk kesinambungan pembangunan dalam negeri kita yang belum merata benar.

 

Pada saat ini ekspor kita, baik Migas maupun Non Migas yang ada tidak mampu untuk mengejar Neraca Pembayaran, seandainya dipaksakan akan berakibat kurang baik terhadap stabilitas perekonomian kita seperti yang kita alami sekarang.  

 

Seandainya ide ini diterapkan pada tahun 1993 dimana perekonomian kita masih booming, maka kita mungkin tidak mengalami krisis moneter yang sedang di alami sekarang. Sebab menurut perhitungan, apabila penduduk kita setiap minggunya membayar premi Rp. 500,- (lima ratus rupiah) saja, maka pada saat ini sudah akan terkumpul dana sebesar Rp. 23.000.000.000.000,- (dua puluh tiga trilyun rupiah) dan apabila sampai 15 tahun mendatang, akan terkumpul dana cadangan sebanyak Rp. 104.000.000.000.000,- (seratus empat trilyun rupiah). Bayangkan kalau ternyata rakyat kita dapat membayar premi lebih dari Rp. 5.000,- per minggu, maka pada saat ini negara kita mempunyai cadangan devisa kurang lebih 200 trilyun. Kita tidak perlu bantuan IMF bahkan mungkin tidak ada krisis ekonomi.

 

Disamping ini dampak dari adanya cadangan ini akan membuat rupiah kita akan menguat (seperti Dolar Singapore yang menjadi mata uang terkuat di Asia Tenggara) dan tidak mudah diguncang oleh spekulator.

 

© 2014 by PT. Artanas Saldo Abadi. Proudly created with CATFIZ

  • Facebook Round
  • Twitter Round
  • Google Round
bottom of page